Pada bagian ke-24 Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan mengenai pelajaran yang terkandung dalam doa harian bulan suci Ramadan.
"Doa kedua adalah doa harian di bulan penuh berkah [Ramadan]. Doa ini menyebutkan:
وَ اَذهِب عَنّی فِیهِ النُّعَاسَ وَ الْکَسَلَ وَ السَّأْمَةَ وَ الْفَتْرَة وَ الْقَسْوَةَ وَ الْغَفْلَةَ وَ الْغِرَّةَ
Ya Allah! Jauhkan saya dari sifat-sifat dan karakteristik ini. Sifat-sifat itu adalah: Yang pertama adalah النُّعاس, mengantuk. Yang kedua adalah الکَسَل, berpangku tangan dan malas. Yang ketiga adalah السَّأمَة, kebosanan, tidak suka akan sesuatu, enggan. Setelah itu الفَترَة, berarti sembrono, melakukan pekerjaan secara sembrono dan tidak melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Kemudian القَسوَة, hati yang keras, hati yang membatu dan tidak fleksibel. Selanjutnya الغَفلَة, yang berarti kelalaian dan kebingungan dari posisinya dan apa yang sedang berlalu dan apa yang ada di depan kita serta apa yang ada di sekitar kita. Adapun terakhir الغِرَّة, berarti dibohongi, bangga dan penipuan. Ingatkan aku dari semua ini," kata Rahbar dalam ceramahnya.
Ayatullah Khamenei menuturkan, betapa semua yang ada dalam doa ini adalah pelajaran. Nah, lanjut Rahbar, penerapan konsep-konsep ini –yang merupakan konsep transendental yang sangat menonjol– jauh lebih penting bagi pejabat dan pemegang urusan pekerjaan kolektif daripada bagi orang biasa. (RA)