Pada bagian ke-25 Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan tentang konfrontasi antara takwa dan perilaku setan.
"Dalam literatur agama kita, bulan Ramadan dari satu sisi adalah bulan konfrontasi menghadapi setan dan perilaku jahat, dan dari sisi lain adalah perilaku belas kasih dan ketaatan dan ibadah [penghambaan]," kata Ayatullah Khamenei dalam ceramahnya.
Rahbar menambahkan, dikatakan bahwa setan dikekang di bulan Ramadan, ini di satu sisi. Disebutkan juga bahwa bulan Ramadan adalah bulan ketaatan dan penghambaan, dan kata yang paling ringkas dan paling memiliki muatan adalah kata takwa:
کُتِبَ عَلَیکُمُ الصِّیامُ کَماکُتِبَ عَلَی الَّذینَ مِن قَبلِکُم لَعَلَّکُم تَتَّقون
Masalahnya, lanjut Ayatullah Khamenei, adalah masalah konfrontasi setan dan ketakwaan. Pekerjaan setan adalah menyesatkan. Apa yang dimaksud menyesatkan? Artinya, mengacaukan sistem perhitungan kalian, itulah setan. Titik berlawanannya adalah fungsi takwa.
"Usaha setan adalah ia berusaha menyesatkan kalian. Yaitu, setan berusaha untuk melumpuhkan sistem akal, fitrah dan alat pengukur kebenaran, yang telah ditempatkan dalam diri manusia. Artinya, ia membuat manusia melakukan kesalahan dalam perhitungan," ujarnya.
Ayatullah Khemenei menuturkan, pekerjaan takwa adalah kebalikannya, اِن تَتَّقُوا اللهَ یَجعَل لَکُم فُرقانا Takwa memberi kalian Furqan, yaitu kesadaran untuk memilah kebenaran dari kebatilan.
"Dalam ayat mulia lainnya, Allah SWT berfirman وَتَّقُوا اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ الله. Takwa menyebabkan Allah SWT membuka gerbang ilmu pengetahuan, kesadaran dan kebijaksanaan untuk kalian," pungkasnya. (RA)