Negara-negara anggota G7 (Group of Seven/Kelompok Tujuh) telah berjanji untuk menyediakan satu miliar dosis vaksin Virus Corona, Covid-19 kepada negara-negara miskin. Namun banyak pihak yang mengatakan bahwa respons G7 terlalu lambat.
G7 menghadapi kritik karena menimbun surplus vaksin, sementara jutaan orang bergulat dengan infeksi virus yang berpotensi mematikan di seluruh dunia. G7 adalah organisasi antarpemerintah yang beranggotakan negara-negara dengan ekonomi maju dan masyarakat terbuka. Anggota G7 adalah Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada akhir KTT G7 di Cornwall menyatakan bahwa para pemimpin negara-negara industri besar telah menjanjikan satu miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin sebagai "langkah besar menuju vaksinasi dunia".
Menurut Johnson, para pemimpin G7 telah berjanji untuk memasok vaksin ke negara-negara miskin baik secara langsung atau melalui skema Covax Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - termasuk 100 juta dosis dari Inggris.
Para pemimpin G7 bertemu untuk pertama kalinya dalam dua tahun di London, Inggris, Jumat (11/6/2021). Pertemuan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan untuk menyumbangkan satu miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berjanji akan menyumbangkan 500 juta vaksin Pfizer ke negara-negara berkembang dan miskin. Sementara Johnson mengatakan Inggris juga akan memberikan setidaknya 100 juta kelebihan vaksin ke negara-negara termiskin. Dia meminta para pemimpin G7 berkomitmen memvaksinasi seluruh negara di dunia pada akhir 2022.
Pandemi Virus Corona telah menyebabkan sekitar 3,9 juta orang meninggal di seluruh dunia. Pandemi juga menghancurkan ekonomi global. Infeksi dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di Cina pada Desember 2019.
Menurut manajer kebijakan kesehatan Oxfam Anna Marriott, dunia akan membutuhkan 11 miliar dosis untuk mengakhiri pandemi. Oxfam juga meminta para pemimpin G7 untuk mendukung pengabaian kekayaan intelektual di balik vaksin. (RA)