Insinyur Gaza menggunakan robot yang mereka buat dari suku cadang mobil dan sampah lainnya untuk menangani sisa-sisa perang yang berbahaya dan memadamkan api, karena mereka menghadapi kekurangan bahan baku karena blokade Israel.
Blokade Israel menjadikan para pelaku usaha tidak dapat menjalankan rumah produksi akibat terbatasanya pasokan barang mentah dari luar Gaza. Dengan alasan keamanan, rezim Zionis membatasi dan mengawasi secara ketat setiap barang yang masuk.
Ahmed Mokbel, Insinyur, yang terlibat dalam industri robotika, mengatakan, "Kami memulai dengan membuat robot kecil dan sederhana sebelum membuat robot canggih ini. Robot ini dapat melakukan sejumlah fungsi. Ia memiliki tungkai depan, selang, dan lengan yang dikendalikan dari jarak jauh. Robot ini dapat membawa benda berat dan menangani barang-barang yang mencurigakan."
“Kami telah menghadapi sejumlah kesulitan dalam industri robotika di Jalur Gaza seperti blokade Jalur Gaza, kurangnya bahan dan dana serta keterbatasan kemampuan,” tambah Insinyur Mokbel.
Ia melanjutkan, sebagian besar suku cadang yang digunakan dalam pembuatan robot tersebut berasal dari perangkat lain dan dari mobil.
"Robot ini berharga antara delapan hingga sepuluh ribu dolar. Itu murah dibandingkan dengan biaya robot lain di negara maju. Biasanya biayanya sekitar ratusan ribu dolar. Tapi kami harus menghadapi hal yang mustahil dan berhasil membuat robot ini. dengan kemampuan yang terbatas,” pungkas Mokbel.