Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, dalam peristiwa terbaru (kerusuhan terbaru), Anda telah melihat bahwa mereka menentang hijab (jilbab) dan telah mengerahkan semua usaha mereka agar perempuan Iran melepas hijabnya, dan siapa yang melawan upaya dan seruan untuk melepas hijab itu?
"Harapan mereka adalah para perempuan (Iran) yang tidak sempurna dalam memakai hijab untuk melepas semua hijabnya, tetapi mereka tidak melakukannya, yaitu (artinya) mereka (para perempuan Iran ini) telah menampar mulut para penyeru tersebut!," tegas Rahbar dalam pidato menjelang peringatan kelahiran Sayidah Fatimah Zahra as, Putri Tercinta Rasulullah Saw.
Pidato tersebut disampaikan Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para perempuan intelektual, ibu-ibu terkemuka dan para aktivis perempuan di bidang budaya, sosial dan ilmiah di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Rabu (4/1/2023).
Ayatullah Khamenei menuturkan, hijab adalah sebuah kewajiban (keharusan) agama. Hijab adalah syariah. Artinya, tidak ada keraguan sedikitpun atas kewajiban berhijab, dan semua orang harus mengetahui hal ini. Sekarang mereka yang mempertanyakan dan meragukan apakah hijab itu ada? Apakah hijab itu perlu? Maka jawabannya adalah, tidak ada keraguan dalam masalah hijab. Hijab adalah kewajiban agama yang harus dipatuhi.
"Namun, mereka yang tidak sempurna dalam menjaga (memakai) hijab tidak boleh dituduh sebagai tidak beragama dan anti-revolusi. Tidak… tidak demikian," tambahnya.
Rahbar mengatakan, "Sebelumnya, saya telah mengatakan, suatu kali dalam kunjungan ke kabupaten-kabupaten, ke provinsi yang saya tuju, saya telah mengatakan hal ini dalam pertemuan dengan para ulama, yaitu ulama yang berkumpul di sana. Saya mengatakan, kenapa ada di antara kalian yang menuduh para perempuan yang misalkan rambutnya sedikit kelihatan, atau istilahnya 'buruk dalam berjilbab' atau lemah dalam berhijab atau hijabnya lemah, mengapa kalian menuduhnya seperti itu?!"
"Mereka ini adalah orang-orang yang meneteskan air mata ketika saya memasuki kota ini bersama masyarakat yang datang untuk menyambut saya, dan mungkin sepertiga dari yang datang adalah wanita-wanita seperti itu, dan tidak dapat dikatakan bahwa mereka adalah anti-revolusi…. Mereka adalah anak-anak kami dan putri-putri kami sendiri," tegasnya.
Rahbar dengan mengutip data dan realitas yang bahkan diumumkan sendiri oleh institusi resmi di negara-negara Barat, mengatakan bahwa klaim Barat dalam membela hak perempuan, sepenuhnya penghinaan.
Ayatullah Khamenei menilai kepentingan kerja dan pandangan kenikmatan fisik terhadap perempuan, merupakan dua penyalahgunaan Barat atas perempuan.
"Kebebasan yang diklaim sistem kapitalisme pada hakikatnya adalah penyanderaan dan penghinaan terhadap perempuan, dan orang akan malu bahkan hanya untuk sekadar menyebut nama peristiwa-peristiwa yang menimpa perempuan di Barat," ujarnya.
Rahbar menilai asas utama sistem kapitalisme adalah keunggulan modal dari manusia. Menurutnya, dalam pandangan kapitalisme setiap orang bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin, mengumpulkan materi sebanyak mungkin, dan tentu saja dengan memperhatikan karakteristik laki-laki dalam sistem kapitalisme, maka sebenarnya sistem kapitalisme adalah sistem patriarki.
"Tujuan utama pembahasan masalah kebebasan perempuan di negara-negara Barat, adalah untuk menyeret kaum perempuan dari rumah ke pabrik, sehingga perempuan dapat digunakan sebagai tenaga kerja murah," jelasnya.
Rahbar menganggap kondisi keluarga di negara-negara Barat, sudah hancur, dan dia menjelaskan, suara protes para pemikir yang peduli di Barat, sudah terdengar, akan tetapi proses kehancuran bertahap keluarga di Barat, demikian cepat sehingga tidak bisa dihentikan atau diperbaiki lagi. (RA)