Lagu Syahid al-Quds menceritakan tentang seruan perjuangan untuk pembebasan al-Quds al-Syarif dari cengkeraman rezim Zionis dan peringatan Hari al-Quds yang ditetapkan oleh Pencetus Revolusi Islam Imam Khomeini ra.
Disebutkan pula bahwa darah Solemani (Syahid Letnan Jenderal Haj Qassem Soleimani, Komandan Pasukan al-Quds IRGC) sebagai sandi dan simbol perlawanan.
Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh dalam pidato acara tasyi (mengantar jenazah) Syahid Letjen Soleimani pada Senin (6/1/2020) menekankan berlanjutnya jalan perlawanan sampai pembebasan tanah Palestina.
Dia menegaskan, kebangkitan gerakan perlawanan di tanah Palestina dalam menghadapi konspirasi rezim Zionis dan proyek-proyek Presiden Amerika Serikat akan berlanjut sampai para penjajah terusir dari Palestina.
"Letjen Soleimani menghabiskan seluruh hidupnya untuk Palestina, dia adalah Syahid al-Quds, Syahid al-Quds, Syahid al-Quds," tegasnya.
Pemimpin Hamas itu juga mengecam kejahatan Amerika dan Israel yang meneror Letjen Soleimani.
"Gerakan perlawanan di Lebanon dan Jalur Gaza, yang telah berhasil meraih kemenangan, juga pasti akan menang dalam pertempuran mendatang melawan Zionis," pungkasnya.
Lejten Soleimani gugur syahid diserang rudal drone pasukan teroris Amerika Serikat di dekat bandara Internasional Baghdad, ibu kota Irak, pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020.
Pencentus Revolusi Islam Imam Khomeini ra menetapkan Jumat terakhir di bulan suci Ramadan sebagai "Hari Quds Internasional". Seruan dukungan untuk perjuangan Palestina ini setiap tahun semakin menggema di dunia.
Hari Quds Internasional telah menyadarkan umat Islam dan publik dunia terhadap masalah Palestina dan Baitul Maqdis. Penetapan Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra menunjukkan pentingnya masalah Palestina sebagai prioritas dunia Islam.
Menurut pendiri Republik Islam Iran ini, selama bangsa Palestina belum meraih haknya yang dirampas oleh rezim Zionis, selama itu pula perjuangan melawan rezim Zionis terus dikobarkan, bukan hanya oleh Palestina tetapi juga dunia Islam, dan masyarakat dunia yang mencintai keadilan.
Pada 16 Mordad 1358 HS, yang bertepatan dengan 13 Ramadhan 1399 H, bersamaan dengan babak baru kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon, Imam Khomeini ra dalam salah satu pesannya menetapkan Jumat terakhir pada bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Sedunia.
"Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia dan negara-negara Muslim untuk memutus tangan rezim agresor Zionis, dengan bergabung bersama umat Islam di akhir Jumat bulan suci Ramadan sebagai bagian dari malam-malam mulia, Lailatul Qadar dan sebagai Hari Quds untuk solidaritas umat Islam kepada hak bangsa Muslim, sekaligus aksi menentukan bagi nasib bangsa Palestina," kata Imam Khomeini ra dalam sebuah pernyataan.
Menurut Imam Khomeini ra, al-Quds dan Palestina bukan masalah negara-negara Arab saja, tapi masalah dunia Islam, bahkan lebih luas lagi sebagai masalah kemanusiaan. Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu untuk menyelamatkan al-Quds dan Palestina dari cengkeraman rezim agresor Israel.
Hari Quds menyuarakan ketertindasan bangsa Palestina menghadapi para penindas Zionis global. Kini, suara perlawanan terhadap Zionis global semakin bergema di seluruh penjuru dunia berkat seruan Imam Khomeini dan langkahnya untuk menetapkan Jumat terakhir bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Internasional.
Peran Imam Khomeini dalam menyuarakan pembelaan terhadap bangsa Palestina dan perlawanan terhadap Zionis internasional menjadi perhatian publik dunia, terutama umat Islam dari berbagai bangsa dunia. Nama Imam Khomeini tidak bisa dilepaskan dari perannya membela Palestina, dan Republik Islam Iran adalah pendukung utama Palestina. (RA)