Ketegangan telah meroket di seluruh wilayah pendudukan sejak Jumat, ketika rezim Israel melakukan pembantaian terhadap Kota Gaza, menewaskan sebanyak 24 orang, termasuk enam anak, dan juga Taysir al-Jabari, seorang komandan senior Jihad Islam.
Rezim terus melakukan agresi, menewaskan 19 orang lainnya, termasuk sembilan anak-anak dan seorang komandan Jihad Islam lainnya, yang diidentifikasi sebagai Khaled Mansour.
“Di setiap rumah ada seorang syahid, dan setiap ibu memiliki seorang syahid,” ujar Jawaher Abu Hamada, kerabat korban
Menurut kementerian kesehatan Gaza, lebih dari 360 lainnya juga terluka akibat serangan Israel.
“Situasinya sangat tegang. Kami berharap tidak ada eskalasi lebih lanjut. Kami muak. Kami adalah orang-orang tanpa kehidupan, kami ingin hidup, cukup dengan perang dan kehancuran,” kata Abdullah al-Arayshi, penduduk Gaza
Jihad Islam merespons dengan menembakkan ratusan roket ke Wilayah Pendudukan.
Pertempuran itu adalah yang terburuk di Gaza sejak perang 11 hari tahun lalu yang menewaskan ratusan warga Palestina.
Setelah tiga hari serangan di Jalur Gaza oleh rezim Israel, gerakan Jihad Islam Palestina menyetujui gencatan senjata dengan Israel pada hari Minggu.
Meskipun menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir, gerakan itu mengatakan "berhak untuk menanggapi setiap agresi Zionis [berulang]."