Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan, Amerika Serikat meneror komandan tinggi Iran dan Irak, Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis, dengan tujuan melemahkan Front Perlawanan dan menghilangkan ancaman terhadap rezim pendudukan Zionis Israel.
Sayid Hassan Nasrallah membuat pernyataan tersebut dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi dari Kompleks Sayid Al-Shuhadaa di Dahiyeh, selatan ibu kota Lebanon, Beirut, pada hari Selasa (03/01/2023) saat berpidato di sebuah upacara yang diadakan untuk memperingati tahun ketiga syahadah dua komandan anti-teror dan rekan mereka dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Nasrallah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dari dua syahid yang terhormat, dan mengatakan Jenderal Soleimani "berubah menjadi simbol yang menginspirasi setelah kesyahidannya," dan bahwa "pemakamannya adalah yang terbesar dalam sejarah".
Pemimpin Hizbullah memuji “ketulusan yang besar dan tingkat kesalehan yang tinggi” dari Jenderal Soleimani dan berkata, “Haj Qasem mengikuti arahan dan bimbingan Imam Khamenei.”
“Hajj Qasem mampu, melalui kekuatan otak, perencanaan, kehadiran konstan, dan ketulusannya, untuk menghubungkan kekuatan Poros Perlawanan, memperkuat mereka dan memberi mereka materi dan kecerdasan,” ujar Sayid Hassan Nasrallah.