Seorang bocah lelaki Palestina, enam tahun, dan saudara laki-lakinya yang berusia tiga tahun terluka pada Kamis malam, 21 Januari 2021 setelah sekelompok pemukim Zionis dengan penutup wajah menyerang mobil keluarga mereka di luar kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Majd, enam tahun, mengalami luka di wajahnya setelah dipukul dengan batu, sementara Jad, tiga tahun, terluka oleh pecahan kaca. Ayah mereka, Alaa Sawafta, relatif tidak terluka, sementara lengan ibu mereka terluka oleh batu lain yang dilemparkan ke mobil.
Keluarga tersebut baru saja meninggalkan rumah mereka di Ramallah dan sedang dalam perjalanan mengunjungi kerabat di kota Tubas, Tepi Barat bagian utara.
"Saat itu sekitar pukul 20.10, jadi belum terlambat sama sekali," kata Sawafta kepada Middle East Eye. Dia menambahkan, kami sedang berada di jalan raya ketika dua sosok di sisi jalan mulai mengarahkan senter mereka pada kami.
Awalnya, Sawafta mengira kedua orang itu adalah polisi Israel yang menyuruhnya menepi.
"Saya tidak dapat melihat seperti apa wajah mereka karena saat itu gelap dan hanya ada sedikit lampu jalan, tapi siapa lagi yang menggunakan senter seperti itu selain petugas polisi? Jadi saya mulai memperlambat dan menepi," ujarnya kepada MEE. Menurutnya, itu adalah keputusan yang akan dia sesali selamanya.
"Hanya dua detik setelah saya berhenti, puluhan orang entah dari mana datang dari pinggir jalan dan mulai menyerang mobil," imbuhnya.
Ketika melihat pakaian mereka dan beberapa dari mereka bertopeng, membawa pisau, tongkat besar dan batu besar, Sawafta menyadari bahwa keluarganya sedang diserang oleh sekelompok pemukim Zionis.
"Mereka mulai melempar batu besar ke mobil dan memukul dengan tongkat, dan benda lainnya. Itu benar-benar kekacauan, jendela-jendela benar-benar hancur, istri dan anak-anak saya menjerit dan menangis, kami tidak tahu apa yang sedang terjadi," jelasnya.
Pada satu titik, kata Sawafta, para pemukim mulai dengan kasar menarik pegangan pintu dari luar mobil, dalam upaya untuk membukanya. Tapi Alhamdulillah, pintunya terkunci. Saya pikir mereka mencoba menarik kita keluar dari mobil dan membunuh kita.
Pada saat itulah, lanjutnya, saya menyadari bahwa saya perlu melakukan apa saja untuk melarikan diri dari para pemukim.
"Saya menekan gas dan entah bagaimana berhasil membelok di sekitar mereka dan keluar dari sana. Jika kita terjebak di sana lebih lama lagi, saya yakin mereka akan membunuh kita," tuturnya.
Setelah berhasil selamat menjauh dari lokasi, Sawafta mengendarai mobil keluarganya ke pos pemeriksaan Israel di luar pemukiman Beit El, tak jauh dari jalan utama.
"Kami membutuhkan bantuan, dan para prajurit di pos pemeriksaan ini adalah hal terdekat yang dapat kami temukan," katanya kepada MEE.
Menurut Sawafta, ketika dia mendekati pos pemeriksaan, tentara Israel mengangkat senjata ke arahnya dan memperingatkan dia untuk tidak mendekat.
"Saya mulai berteriak dan memberi tahu mereka bahwa kami membutuhkan bantuan, dan menunjukkan kepada mereka anak-anak saya di dalam mobil yang berlumuran darah. Saya memberi tahu mereka bahwa kami diserang oleh para pemukim dan memohon kepada mereka untuk memanggil kami ambulance," paparnya.
Menurut Sawafta, saat keluarganya berada di rumah sakit, sejumlah warga Palestina lainnya datang karena luka-luka yang mereka klaim sebagai akibat serangan oleh kelompok pemukim yang sama.
"Saya masih shock atas apa yang terjadi. Kami tidak tidur sepanjang malam, kami tidak percaya bahwa kami diserang seperti itu, dan kami berhasil keluar hidup-hidup. Anda tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya mengetahui bahwa hidup Anda dalam bahaya dan Anda memiliki istri dan anak-anak dengan Anda dan Anda tidak dapat melindungi mereka," tambahnya.
Sawafta mengatakan bahwa dia masih berusaha untuk memahami mengapa para pemukim menyerang keluarganya seperti yang mereka lakukan, tetapi dia yakin mobilnya menjadi sasaran karena plat nomor Palestina itu.
"Anda bisa tahu itu sudah diperhitungkan, dan mereka membiarkan mobil Israel lewat sampai mereka melihat mobil kami dan menghentikan kami. Inilah yang dilakukan para pemukim. Mereka melakukan serangan semacam ini karena mereka membenci rakyat Palestina, dan melakukan segala yang mereka bisa untuk mengintimidasi kami dan mengambil alih tanah kami," pungkasnya. (RA)