Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan, Iran adalah satu-satunya anggota JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) yang telah mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan perjanjian nuklir ini, tetapi prosesnya tidak dapat berjalan di jalur yang sama, implementasi penuh Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB oleh semua anggota adalah suatu keharusan.
Hal itu diungkapkan Rouhani dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney di Tehran pada Minggu (7/2/2021). Dia juga menyatakan kesiapan Iran untuk bekerja sama dengan lembaga internasional guna menyelesaikan krisis regional.
Presiden Iran menegaskan, cara terbaik untuk menyelesaikan masalah dengan Eropa secara bilateral, tingkat regional, dan internasional adalah melalui negosiasi berdasarkan rasa saling menghormati dan menghindari setiap ancaman dan tekanan.
"Menghidupkan kembali JCPOA sebagai perjanjian multilateral dan internasional bergantung pada pencabutan sanksi Amerika Serikat dan kepatuhan penuh oleh semua anggota," tegas Rouhani ketika menyinggung kegagalan sanksi ilegal dan tekanan AS terhadap Iran.
Rouhani lebih lanjut menyinggung penangguhan implementasi Protokol Tambahan setelah adanya keputusan parlemen Iran.
"Meskipun ada penangguhan implementasi Protokol Tambahan, Iran tetap bertekad untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berdasarkan kesepakatan bersama," ujarnya.
Dia menegaskan, Tehran siap untuk memenuhi kewajibannya segera dalam JCPOA setelah AS mencabut semua sanksi ilegal dan meninggalkan kebijakan intimidasi dan tekanannya terhadap Iran.
Sementara itu, Menlu Irlandia menyinggung klaim pemerintahan baru AS untuk kembali ke JCPOA.
Simon Coveney menuturkan, keluarnya AS dari JCPOA adalah kesalahan bersejarah dan pemerintahan baru AS bertekad untuk kembali ke JCPOA.
Dia menyinggung peran Irlandia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB selama dua tahun ke depan.
Menlu Irlandia mengatakan, kami akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan JCPOA dan kami siap untuk memainkan peran apa pun yang dapat membantu memperbaiki situasi dan memulai kembali pembicaraan semua anggota perjanjian ini.
Simon Coveney lebih lanjut menyinggung perubahan pemerintahan AS dan keinginan Washington untuk kembali ke JCPOA
"Dengan kondisi baru, ada peluang bagus untuk negosiasi dan dialog yang harus kita gunakan sesuai keinginan semua anggota untuk menerapkan JCPOA," pungkasnya. (RA)