Stasiun televisi Al Jazeera untuk pertama kalinya usai Perang 12 hari Gaza, diberi izin untuk meliput langsung kondisi tunel-tunel Hamas. Tunel-tunel ini menjadi kunci kemenangan dalam melawan peralatan tempur canggih rezim Zionis Israel.
Dikutip Fars News, Sabtu (5/6/2021), selama Perang 12 Hari Gaza berlangsung, jet-jet tempur dan artileri Israel menggempur rumah-rumah warga sipil Gaza, jalan raya, gedung pemerintah dan swasta, siang dan malam, dengan dalih menghancurkan tunel-tunel Hamas. Tunel-tunel yang disebut Perdana Menteri Israel sebagai "metro-nya Hamas".
Untuk pertama kalinya sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam memberi izin TV Al Jazeera untuk meliput langsung kondisi di dalam tunel-tunel tersebut.
Tunel-tunel ini dihubungkan oleh lorong-lorong yang panjang, dan berisi ruang pertemuan, gudang rudal, dan peluncur rudal.
Menurut Musa, salah satu anggota Brigade Al Qassam yang mengiringi wartawan Al Jazeera dalam liputan tersebut, serangan luas Israel dalam Perang 12 Hari Gaza hanya menimbulkan kerusakan minimal pada tunel-tunel ini.
"Israel berusaha keras menghancurkan tunel-tunel ini dengan semua fasilitas yang dimilikinya, terutama dengan bom laser, artileri dan drone, tapi kami berhasil melanjutkan pertempuran dari dalam tunel-tunel ini," ujarnya.
Musa menerangkan, Israel lebih percaya pada dugaan tak berdasar daripada informasi akurat, sehingga mereka membombardir rumah-rumah warga sipil Gaza dengan harapan bisa menghantam Brigade Al Qassam dan tunel-tunelnya. (HS)