Jet-jet tempur AS menyerang basis dukungan dan logistik Brigade ke-14 al-Hashd al-Shaabi Irak di perbatasan negara ini dengan Suriah Senin (28/6/2021) yang menyebabkan empat orang pasukan Irak gugur.
Departemen Pertahanan AS dalam sebuah siaran pers, mengaku bertanggung jawab atas serangan udara Senin pagi di beberapa daerah Suriah dan Irak.
Mereka mengklaim menyerang gudang senjata dan dua fasilitas milik pasukan yang didukung Iran di Suriah dan satu fasilitas di Irak.
Ahmed Al Maksusi, Komandan Brigade 14 Hashd Al Shaabi Irak, Selasa (29/6/2021) mengabarkan kunjungan sebuah delegasi pemerintah Irak ke markas Hashd Al Shaabi yang diserang jet tempur AS pada Senin dinihari di Provinsi Al Anbar.
Ia menuturkan, pasukan Hashd Al Shaabi diserang di dalam wilayah Irak, yang berjarak 13 kilometer dari perbatasan Suriah. Pasukan Hashd Al Shaabi tidak punya gudang senjata atau terlibat pertempuran dengan pasukan asing.
Menurut Ahmed Al Maksusi, dalam serangan ini, AS menggunakan bom seberat 1.250 kilogram dengan beberapa drone dan jet tempur. Serangan ini menargetkan lebih dari satu markas Hashd Al Shaabi.
Barham Salih, Selasa (29/6) mengecam serangan ini, dan menyebutnya sebagai bukti nyata pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dan keamanan nasional Irak, dan mempersulit upaya negara ini untuk mewujudkan keamanan dan stabilitas.
Menurut Presiden Irak, Baghdad tidak bersedia memposisikan medan tempur dan zona perang dalam poros-poros tertentu, karena hal itu bertentangan dengan aturan internasional.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang tindakan AS tersebut.
Pertama, Presiden AS Joe Biden secara langsung telah memerintahkan serangan terhadap posisi Al Hashd Al Shaabi yang diumumkan secara resmi oleh Pentagon. Dengan demikian, pemerintah AS telah menyerang sebuah organisasi keamanan resmi dan membunuh sejumlah orang, tapi mengklaim kehadiran tentaranya di neara Arab itu ini untuk menjaga keamanan Irak.
Kedua, langkah AS telah memicu reaksi luas dari pemerintah, pejabat dan kelompok Irak. Pihak berwenang Irak menekankan bahwa pemerintah AS telah melanggar kedaulatan negara ini karena serangan tersebut dilancarkan di dalam Irak terhadap kekuatan militer resmi.
Ketiga, Amerika Serikat mengklaim bahwa serangan terhadap Al Hashd Al Shaabi adalah pembalasan dan tindakan pencegahan yang dilakukan sebagai tanggapan atas serangan terhadap konsulat AS di Erbil, ibu kota daerah otonomi Kurdistan Irak.