Silo di Beirut, ibu kota Lebanon runtuh pada hari Minggu, 31 Juli 2022. Peristiwa ini mengingatkan warga Lebanon tentang kenangan traumatis ledakan Beirut yang menewaskan 215 orang dan melukai ribuan lainnya.
Silo (gudang gandum dan biji-bijian) di Pelabuhan Beirut runtuh hanya beberapa hari sebelum peringatan tahun kedua ledakan besar yang merusak gudang ini pada 4 Agustus 2020.
Pada masa itu, ratusan ton amonium nitrat yang tersulut saat kobaran api mengoyak gudang tempat penyimpanannya. Bahan ini telah disimpan secara tidak aman di pelabuhan sejak 2013.
Ledakan itu begitu kuat sehingga terasa 250 km jauhnya di Siprus dan mengirimkan awan tebal ke Beirut. Sekitar 6.000 orang dilaporkan terluka, sebagian besar Beirut hancur, serta puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Kini, silo di bekas ledakan Beirut juga runtuh pada hari Minggu dan menyebabkan awan debu di sekitar ibu kota Lebanon itu.
Pekan lalu, pejabat Lebanon telah memperingatkan bahwa bagian dari silo bisa runtuh setelah bagian utara mulai miring.
Api telah membara di silo selama beberapa minggu yang menurut para pejabat adalah hasil dari panas musim panas yang memicu biji-bijian fermentasi yang dibiarkan membusuk di dalam sejak ledakan.
Api di silo, yang menyala oranye pada malam hari di dalam pelabuhan yang masih menyerupai zona bencana, telah membuat banyak penduduk Beirut gelisah selama berminggu-minggu.
Pada peringatan tahun kedua ledakan pelabuhan Beirut, Hizbullah Lebanon menuntut penyelidikan yang transparan dan adil, serta jauh dari eksploitasi politik.
Menurut al-Manar, Hizbullah Lebanon dalam pernyataan hari Kamis (4/8/2022) menegaskan urgensi penyelidikan yang transparan dan adil berdasarkan prinsip-prinsip hukum dan kepatuhan standar internasional, yang jauh dari eksploitasi politik, hasutan sektarian dan tindakan populis.
"Hanya keadilan yang dapat mewujudkan kehidupan yang tenang dan menyembuhkan luka-luka serta mencapai stabilitas internal dan membawa semua orang Lebanon ke arah dialog damai dan kerja sama untuk mengatasi krisis berbahaya saat ini," tegas pernyataan Hizbullah Lebanon. (RA)