Kantor berita resmi Suriah melaporkan pada 11 Agustus, bahwa pasukan militer Amerika Serikat terus menjarah minyak Suriah, menggunakan 144 kapal tanker untuk mengangkut minyak curian ke Irak.
Ini terjadi sehari setelah rekaman yang difilmkan oleh helikopter tempur Rusia dirilis di media sosial, menunjukkan konvoi truk yang dioperasikan oleh militer AS, menyelundupkan minyak curian yang ditujukan ke Irak, keluar dari Raqqah.
Kementerian Perminyakan Suriah menuduh pasukan pendudukan AS mencuri 66.000 barel per hari, yang berjumlah sekitar 83 persen dari produksi minyak harian Suriah.
Mantan presiden AS Donald Trump mengakui pada lebih dari satu kesempatan bahwa pasukan Amerika berada di negara Arab untuk minyaknya.
"Kami menyimpan minyaknya. Kami memiliki minyak. Oli aman. Kami menempatkan pasukan (di Suriah) hanya untuk minyak," ungkap mantan Presiden AS Donald Trump
Sebuah surat kabar terkemuka Cina juga mengecam penjarahan minyak Suriah yang terus berlanjut oleh pasukan pendudukan AS di seluruh negara Arab, dengan mengatakan bahwa penjarahan itu adalah “aib dan memalukan bagi Washington”.
“Sangat mudah untuk memahami fakta bahwa pasukan AS mencuri minyak dari Suriah, karena pencurian telah lama menjadi profesi mereka.”