Seorang seniman Palestina melukis wajah Syahid Letnan Jenderal Haj Qassem Soleimani di atas pasir pantai Jalur Gaza.
Pekerjaan yang memakan waktu 7-8 jam ini dilakukan menjelang haul ketiga kesyahidan Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) itu.
Pembuatan lukisan tersebut juga bertujuan untuk mengenang pengorbanan besar Syahid Qassem di jalan untuk mewujudkan cita-cita rakyat Palestina dan pembebasan Masjid al-Aqsa.
Lejten Soleimani gugur syahid diserang oleh rudal drone pasukan teroris Amerika Serikat di dekat bandara Internasional Baghdad, ibu kota Irak pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020. Serangan ini dilakukan atas perintah langsung Donald Trump, Presiden AS pada masa itu.
Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Hashd al-Shaabi juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.
Letjen Qassem Soleimani lahir pada tanggal 20 Isfand 1335 HS (11 Maret 1957) di Rabor, Provinsi Kerman, Iran. Dia dari suku nomaden Soleimani.
Pada masa Perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun), Haj Qassem Soleimani adalah Komandan Pasukan 41 Sarallah dan salah satu komandan Operasi WalFajr-8 (Valfajr), Karbala-4 dan Karbala-5.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menunjuk Haj Qassem Soleimani sebagai Komadan Pasukan al-Quds IRGC pada tahun 13 79 HS (2000).
Tugas terbaru Pasukan al-Quds IRGC di bawah Komando Haj Qassem bersama para pejuang lainnya adalah menumpas kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS) di Irak dan Suriah, dan pembebasan Palestina dan Masjid al-Aqsa dari pendudukan rezim Zionis Israel.
Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas Ismail Haniyeh menekankan berlanjutnya jalan perlawanan sampai pembebasan tanah Palestina.
Haniyeh, Senin (6/1/2020) pada acara tasyi atau mengantar jenazah Letjen Qasem Soleimani, Abu Mahdi Al Muhandis, dan syuhada perlawanan lainnya di Universitas Tehran mengatakan, kebangkitan gerakan perlawanan di tanah Palestina dalam menghadapi konspirasi rezim Zionis dan proyek-proyek Presiden Amerika Serikat akan berlanjut sampai para penjajah terusir dari Palestina.
Haniyeh menjelaskan, Letjen Soleimani menghabiskan seluruh hidupnya untuk Palestina dan dia adalah Syahid Al Quds, dan Haniyeh mengulang kalimat itu hingga tiga kali.
Pemimpin Hamas itu juga mengecam kejahatan Amerika dan Israel dan menuturkan, gerakan perlawanan di Lebanon dan Gaza yang berhasil meraih kemenangan, dalam pertempuran mendatang melawan Zionis juga pasti menang. (RA)