Sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan ke Indonesia, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako mempersembahkan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta pada hari Selasa untuk menghormati mantan tentara Jepang yang berjuang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia setelah Tokyo menyerah dalam Perang Dunia II.
Dua puluh delapan mantan tentara Jepang yang tetap berada di Indonesia setelah berakhirnya pendudukan Jepang dan bergabung dalam perjuangan kemerdekaan dari Kerajaan Belanda dimakamkan di pemakaman tersebut, bersama dengan pahlawan nasional Indonesia lainnya.
Kaisar mengungkapkan harapannya bahwa kunjungan ini akan memicu keterlibatan yang lebih besar antara Jepang dan Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa dirinya dan permaisuri berharap mereka akan belajar lebih banyak tentang negara tersebut.
“Sangat penting untuk mengingat mereka yang kehilangan nyawa (selama Perang Kemerdekaan), untuk memperdalam pemahaman tentang masa lalu dan menumbuhkan pola pikir yang menghargai perdamaian,” kata Kaisar Kamis saat konferensi pers menjelang kunjungannya.
Kaisar dan permaisuri membungkuk dalam-dalam di kuburan sebelum bunga dipersembahkan.
Persembahan itu dilakukan sehari setelah pasangan kesultanan itu bertemu dengan empat keturunan beberapa tentara Jepang, bersama dengan 61 orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan Jepang.
Di antara keturunannya adalah generasi kedua Jepang Heru Santoso Eto, 63 tahun, yang mendiang ayahnya, Nanao Eto, tetap tinggal di Indonesia setelah berjuang bersama tentara Indonesia selama Perang Kemerdekaan (1945-1949). Nanao Eto, yang dimakamkan di Kalibata, meninggal dunia pada usia 83 tahun pada tahun 2003.
Heru Santoso Eto, yang mengepalai sebuah organisasi yang mendukung para veteran dan keturunan tentara Jepang, mengatakan dia memberi tahu kaisar tentang masa sulit yang dialami mendiang ayahnya setelah perang, dan menyatakan rasa terima kasihnya atas kunjungan kaisar, demikian menurut Kyodo News. Kaisar menanggapi dengan ramah, katanya.
Menurut organisasi tersebut, sekitar 1.000 tentara Jepang tetap bertahan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang setengahnya tewas atau hilang. Kehidupan mantan tentara Jepang yang tetap tinggal di Indonesia dipersulit setelah Jepang mencap mereka sebagai desertir, sementara Indonesia melihat mereka sebagai orang tanpa kewarganegaraan. Para veteran dianugerahi kewarganegaraan Indonesia dan medali untuk layanan mereka pada tahun 1965.
Indonesia diduduki oleh Tentara Kekaisaran Jepang selama sekitar 3½ tahun selama Perang Dunia II. Negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945 setelah Jepang menyerah, dengan akibat perang melawan Belanda yang berlangsung hingga tahun 1949.
Pada Senin, sebelum bertemu dengan keturunan mantan tentara Jepang, kaisar dan permaisuri bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan ibu negara Iriana Widodo di Istana Kepresidenan yang terletak di Bogor, Jawa Barat.
Kunjungan kenegaraan selama tujuh hari, yang dimulai Sabtu, dilakukan setelah Joko Widodo menyampaikan undangan kepada Kaisar Naruhito selama perjalanannya ke Tokyo tahun lalu. Tahun ini menandai peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia, serta peringatan 50 tahun hubungan antara Jepang dan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Kunjungan ke Indonesia tersebut merupakan perjalanan kenegaraan luar negeri pertama yang dilakukan kaisar sejak naik tahta pada 2019.
Diskusi tentang peningkatan hubungan ekonomi telah menonjol di media lokal, dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia termasuk di antara mereka yang menerima pasangan kekaisaran di Bandara Soekarno-Hatta dekat Jakarta pada hari Sabtu.