Pejabat kesehatan Yaman memperingatkan tentang penggunaan senjata yang dilarang internasional oleh koalisi pimpinan Saudi yang secara dramatis mendorong kasus kelainan Kongenital.
Tragedi yang disebabkan oleh perang yang dipimpin Saudi di Yaman melampaui korban serangan udara dan blokade yang sedang berlangsung. Komunitas Pediatrik Yaman mengatakan jumlah bayi dengan cacat lahir telah meningkat pesat sejak perang 2015 yang mengubah Yaman menjadi tempat pengujian senjata yang dilarang secara internasional.
”Senjata yang digunakan oleh koalisi pimpinan Saudi terhadap negara kita mengandung bahan kimia terlarang yang secara langsung mempengaruhi wanita hamil dan janin yang telah meningkatkan angka kelahiran anak-anak dengan kanker dan kelainan bawaan, terutama di daerah-daerah yang terus menerus dibom, seperti Sana'a, Hudaydah, Hajjah dan Sa'dah,” ujar Abeer al-Sana’ani, ahli pediatrik.
Para pejabat mengatakan bom kimia dan biologi yang dijatuhkan dari pesawat tempur Saudi di Yaman telah membuat Yaman menjadi bencana epidemi terburuk di dunia. Mereka menyerukan penyelidikan atas kasus-kasus kelainan Kongenital baru-baru ini.
“Sejak hari pertama agresi, koalisi pimpinan Saudi telah menggunakan berbagai jenis senjata terlarang termasuk bom cluster dan fosfor untuk menargetkan daerah pemukiman dan pertanian. Sebagai akibat dari pencemaran lingkungan, kita menyaksikan peningkatan dramatis Malformasi Kongenital di antara anak-anak. Kami menuntut dokumentasi kasus patologis yang disebabkan oleh bom ini untuk mengungkap kejahatan perang Arab Saudi,” ungkap Hamid al-Rafeeq, Wakil Sekretaris, Kementerian Hak Asasi Manusia.
Bayi menderita kondisi sulit di Yaman karena tidak adanya pasokan medis penting dan fasilitas kesehatan, yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka. Pusat kesehatan Yaman berada dalam situasi yang mengerikan sejak dimulainya perang yang dipimpin Saudi.
Saat perang berlangsung, anak-anak Yaman terus menanggung beban kematian dan kehancuran yang ditinggalkan oleh senjata yang dilarang Saudi. Orang-orang percaya bahwa Riyadh selalu melanggar hukum internasional dengan menggunakan amunisi tandan dalam mengebom daerah pemukiman sejak dimulainya perang mematikan di Yaman.