Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani mengatakan, kami menyakini bahwa ada landasan untuk mencapai kesepakatan, namun dengan syarat bahwa garis merah Republik Islam Iran terjaga dan kepentingan mendasar negara ni dalam perjanjian nuklir JCPOA terjamin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani mengatakan, kami menyakini bahwa ada landasan untuk mencapai kesepakatan, namun dengan syarat bahwa garis merah Republik Islam Iran terjaga dan kepentingan mendasar negara ni dalam perjanjian nuklir JCPOA terjamin.
Hal itu disampaikan Kanaani dalam jumpa pers mingguan pada hari Senin (15/8/2022) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, yang dihadiri wartawan dalam dan luar negeri.
Dia menjelaskan, tim juru runding nuklir Iran dalam putaran negosiasi ini hadir dengan motif serius untuk meraih kesepakatan yang baik, kuat dan permanen, sehingga mampu menjamin kepentingan mendasar rakyat Iran, dan mencabut sanksi zalim terhadap rakyat negara ini.
Jubir Kemlu Iran menjelaskan, pada putaran perundingan nuklir ini diraih kemajuan relatif, tetapi kemajuan ini tidak menjamin secara penuh tuntutan legal Republik Islam Iran, dan kami memiliki harapan lain yang harus dijamin.
"Kami sedang mengalami kemajuan, tetapi untuk mengatakan bahwa kami hampir mencapai kesepakatan dan bahwa putaran negosiasi di Wina ini dapat mengarah pada kesepakatan yang jelas dan mengarah pada realisasi harapan Republik Islam Iran tergantung pada pihak lain, terutama Amerika Serikat," ujarnya.
Republik Islam Iran sebagai negara yang bertanggung jawab telah berulang kali menegaskan bahwa karena AS adalah pihak yang keluar dan melanggar JCPOA, maka Washington yang harus kembali ke kesepakatan nuklir ini dengan mencabut sanksi terhadap Iran, dan komitmen Gedung Putih itu akan diverifikasi oleh Tehran.
Putaran terbaru negosiasi pencabutan sanksi zalim terhadap Iran kembali digelar di Wina pada hari Kamis (4/8/2022) dan dengan berakhirnya putaran perundingan ini, delegasi Iran kembali ke Tehran. (RA)