Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani mengatakan Republik Islam Iran tidak mengajukan tuntutan baru dalam tanggapannya baru-baru ini kepada Enrique Mora, Koordinator Uni Eropa dalam Perundingan Wina.
"Kami tidak tunduk pada keserakahan Barat dan juga tidak melewati garis merah kami," tegas Kanaani dalam jumpa pers mingguan di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Senin (12/9/2022) seperti dilansir FNA.
Dia lebih lanjut menjawab pertanyaan wartawan mengenai pernyataan tiga negara Eropa yang diumumkan baru-baru ini.
"Ini adalah sikap yang salah dan tidak terukur pada saat yang sama karena merupakan hasil perhitungan yang salah oleh pihak Eropa. Dalam proses negosiasi saat ini, Republik Islam Iran telah melakukan segala upaya untuk bertindak secara inovatif dan konstruktif dan membuka jalan bagi implementasi perjanjian," jawabnya.
Jubir Kemlu Iran menuturkan, perjanjian itu adalah jalur dua arah dan diharapkan pihak-pihak yang bernegosiasi akan bertindak secara konstruktif ke arah ini.
"Apa yang mereka katakan tentang kegiatan nuklir Republik Islam Iran telah membuktikan bahwa sifat kegiatan nuklir negara ini adalah damai. Ringkasan 2015, tahun penandatanganan perjanjian, dan setelah itu laporan berulang yang diberikan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), semuanya menunjukkan bahwa kegiatan nuklir Iran adalah untuk kepentingan damai," jelasnya.
Kanaani mengatakan, sangat disayangkan bahwa tiga negara yang mengeluarkan pernyataan ini bukannya menanggapi secara positif tindakan konstruktif Iran dalam perjalanan untuk mencapai kesepakatan dan berterima kasih serta menghargai peran konstruktif Iran dalam kerjasama dengan IAEA, namun sayangnya, berada di bawah pengaruh dan tekanan oleh rezim yang bukan anggota dari sistem perlindungan komprehensif mana pun di IAEA, dan sayangnya juga, mereka berada di jalur pendekatan non-konstruktif.
Dia menambahkan, saran kami kepada mitra Eropa dari proses pembicaraan Wina adalah untuk mengambil jalan yang konstruktif dan menebus kesalahan masa lalu seta mencoba untuk membuka jalan bagi kesepakatan dengan cara yang konstruktif dan lengkap.
"Republik Islam Iran telah menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan kerja sama konstruktif dengan IAEA, dan juga siap untuk bekerja sama dengan badan tersebut dalam menghapus gambaran palsu dan tidak nyata mengenai kegiatan nuklir damainya. Kami menekankan bahwa kerja sama dengan IAEA adalah ke arah hak-hak dan dalam jalur tugas dan kewajiban. Republik Islam Iran, sebagaimana memiliki tugas, ia juga memiliki hak. Keduanya menemukan makna bersama," tegasnya. (RA)