Angkatan Bersenjata Yaman telah mencapai kemajuan luar biasa dalam pertempuran mereka untuk membebaskan kota Ma'rib yang strategis dari pasukan agresor yang dipimpin Arab Saudi.
Menurut sebuah sumber seperti dilaporkan Press TV, militer Yaman dan pasukan rakyat Ansarullah hanya berjarak dua kilometer dari pusat kota Ma'rib.
Militer dan komite rakyat Yaman juga berhasil mematahkan benteng pertahanan baru pasukan bayaran Arab Saudi di sekitar kota Marib.
Berdasarkan laporan surat kabar Al Akhbar, Rabu (28/4/2021), dengan maksud untuk membendung kemajuan militer dan komite rakyat Yaman di Marib, pasukan afiliasi Arab Saudi membangun benteng pertahanan baru di dataran tinggi sebelah barat kota Marib.
Namun pasukan Yaman berhasil mengepung dataran tinggi tersebut dan menghancurkan benteng pertahanan ini, kemudian mengontrol wilayah Al Touma Al Olaya.
Upaya militer dan komite rakyat Yaman untuk membebaskan kota Ma'rib dari pendudukan telah menimbulkan korban yang cukup banyak dari pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, termasuk tewasnya sejumlah komandan militer koalisi.
Sementara itu, kinerja memuaskan yang ditunjukkan para penembak jitu militer dan komite rakyat Yaman di medan tempur Marib, telah menciptakan "mimpi buruk" bagi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Beberapa waktu lalu anggota Biro Politik Ansarullah Yaman Mohammad Al Bukhaiti mengumumkan perang menentukan untuk membebaskan Marib. Sampai saat ini perang tersebut masih berlanjut dan militer Yaman mengalami kemajuan signifikan.
Dalam perang ini, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menyesalkan tidak adanya strategi militer yang jelas sehingga menjadi sasaran empuk bagi para penembak jitu Yaman.
Sumber medis di Provinsi Marib mengabarkan, dalam 24 jam terakhir, 63 tentara afiliasi Arab Saudi tewas dan 22 lainnya terluka.
Sebelumnya Gubernur Marib mengatakan, sejak eskalasi pertempuran meningkat dalam beberapa bulan terakhir, sekitar 60.000 pasukan afiliasi Arab Saudi tewas atau terluka.
Provinsi Mar'ib memiliki posisi geopolitik yang penting. Selain letaknya yang sangat dekat dengan ibu kota Yaman, Sanaa, provinsi ini juga memiliki banyak sumber daya alam minyak dan gas, serta memiliki pembangkit listrik.
Arab Saudi yang didukung Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan blokade ketat dari arah darat, laut, dan udara.
Pecahnya perang yang dikobarkan oleh Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sejauh ini telah menewaskan lebih dari 16.000 warga Yaman, melukai puluhan ribu lainnya, dan membuat jutaan warga Yaman kehilangan tempat tinggalnya. (RA)